Dikisahkan pada suatu sekolah
terdapat dua jenis guru yang berbeda dalam menyampaikan materi ke muridnya.
Guru A, sebut saja Pak Hamdan menyampaikan materi dengan cara MENGAJAR.
Kemudian guru B, sebut saja Pak Heru menyampaikan materi dengan cara MENDIDIK. Mereka
menyampaikan materi yang sama dan juga pada tingkatan kelas yang sama.
Sekilas emang tak ada yang berbeda
dengan mereka. Namun setelah diperhatikan kembali terdapat beberapa perbedaan.
Seperti pada kelas Pak Hamdan, suasanya sangat sunyi seperti kuburan. Sedangkan
kelas Pak Heru suasananya sangat ramai seperti pasar. Itu hanya contoh kecil,
masih banyak contoh-contoh yang lain.
Murid Pak Hamdan sering kali
terlihat lesu dan murung. Padahal saat pelajaran Pak Hamdan, tak ada satupun
yang memasang wajah mengantuk atau lesu. Hingga tertangkap sebuah perbincangan
antara murid Pak Hamdan.
“Gila ya bapak itu, tadi belajar
sampe-sampe gak bisa napas.” Sambil memasang wajah murung.
”asli, emang ya bapak itu luar
biasa... ” dengan ucapan yang terkesan nada menyindir.
Pak Hamdan emang sering sekali
menjadi omongan diatara murid-murid dan guru-guru. Dia memiliki nama yang baik
dimata guru-guru dan nama yang jelek dikalangan murid-murid. Berbeda dengan Pak
Heru, yang justru mendapatkan respon yang sebliknya. Iya, Pak Heru banyak tidak
disukai guru-guru yang lain karena sikapnya yang terlalu membela ke-anak murid.
*****
Suasana yang berbeda tampak dari
kelas Pak Heru. Murid-murid didikannya terlihat bahagia. Walaupun kelasnya
sangat ribut seperti pasar, materi yang disampaikannya tetap selesai. Bahkan,
anak didikannya tiap ulangan harian ataupun semester selalu mendapat nilai yang
baik. Bukan karena mencontek, tapi karena emang materi yang disampaikan
dimengerti oleh anak muridnya.
Setelah pelajarannya usai pun,
anak muridnya terlihat sangat senang. Banyak yang terlihat bersemangat, riang,
selalu menampilkan wajah yang bahagia. Sama seperti saat pelajaran Pak Heru
berlangsung, mereka tak pernah terlihat lesu ataupun murung.
Hal yang aneh, guru yang sebaik
dan sangat bersahabat dengan murid ini justru dibenci oleh guru-guru yang lain.
Kebencian itu semakin menjadi saat membawa anak murid didikannya, menjadi
pemegang nilai tertinggi disemua kelas. Hingga akhirnya, dia menjadi guru
terfavorit karena kesahajaannya. Bahkan unggul jauh dari Pak Hamdan, yang
notabene menjadi ungggulan pertama.
*****
Kepribadan yang berbeda, begitu
juga dengan cara menyampaikan materi yang berbeda. Pak Hamdan kerap kali
menyampaikan materi dengan tekanan. Murid yang tidak bisa menjawab
pertanyaannya, akan dimarahinya. Lalu, tugas yang kerap kali sangat banyak
diberikan oleh Pak Hamdan. Bahkan, murid Pak Hamdan kerap kali lari keliling
lapangan karena belum selesai mengerjakan tugas. Saat ia mengajar, materi yang
disampaikan sangat sulit dimengerti. Bahkan, saat ulangan harian berlangsung
sangat sulit soal untuk dijawab. Pak Hamdan, mengajar dengan wajah yang seram
dan tak pernah senyum. Ia bermaksud agar muridnya menyeganinya dan terlihat
wibawa. Motivasinya hanya pada nilai. Tujuannya hanya agar murid menjadi pintar.
Terakhir, murid yang pintar diukur berdasarkan nilai, tak ada aspek yang lain.
Berdeda dengan Pak Heru. Pak heru
menyampaikan materi dengan metode-metode yang mebuat murid tak bosan. Misalnya
dengan bernyanyi atau dengan game-game yang
edukatif. Selalu ada test tiap pelajarannya usai. Namun ia juga menyertakan
hadian bagi yang mendapat nilai tertinggi pada test itu. Baginya, hadiah itu
bukan apa-apa, ketimbang melihat anak muridnya termotivasi untuk berlomba-lomba
mendapatkan hadiah. Masalah tugas, tak perlu khawatir. Pak Heru tak pernah
sekalipun menuntut tugas yang menumpuk. Kecuali diminta untuk belajar soal agar
soal yang ditanyakan bisa dijawab pada pertemuan selanjutnya. Begitu juga
dengan ulangan harian, tak perlu diragukan lagi. Karena soal yang keluar sama
dengan materi yang diampaikan, dan terus diulang dalam tes dan soal-soal.
Walaupun soal itu sangat berat bobotnya.
Pak Heru selalu hadir dengan
senyum ang bersahabat diantara muridnya. Inilah rahasianya, dengan senyuman
membuat murid tidak takut untuk aktif di kelas dan membuat semakin hidup materi
yang disampaikan. Materi sesulit apapun akan mudah dimengerti tentunya.
Tujuannya, agar muridnya paham dan menjadi murid yang cerdas. Ini yang paling
membedakan, Pak Heru selalu memberikan cerita-cerita yang memotivasi. Yah,
motivasi ini adalah rahasia dari keberhasilan Pak Heru mendidik muridnya.
*****
Pesan moral, jika ingin membuat
anak murid menjadi insan yang berguna, buatlah dia nyaman dalam mengikuti
pelajaran. Terbukti, MENGAJAR membuat anak tak nyaman dalam mengikuti
pelajaran. Sedangakan MENDIDIK, bisa membuat anak untuk nyaman dan tanpa
tekanan mengikuti pelajaran. Seorang guru bukan saatnya lagi membuat muridnya
stres dengan menekan murid. Seorang guru harus bisa juga menjadi sahabat bagi
muridnya. Dengan begitu, murid akan bahagia mengikuti pelajaran. Toh, jika
murid sukses guru juga ikut bangga bukan.
“Mengajar hanya membuat murid menjadi pintar, tetapi mendidik akan membuat murid menjadi cerdas. Mengajar juga membuat murid cenderung individualis dan egois karena yang ditempa selalu otak. Sedangkan dengan didikan yang bagus, murid akan memiliki cerminan sikap yang bersosial dan tentunya akan mudah dalam menangkap apa yang disampaikan kepadanya.”
No comments:
Post a Comment