Thursday, December 3, 2015

Hai.. Kawan.. Sedikit pengantar aja nih, ada agenda baru di blog ini. Tiap malam juat bakal share cerita horror yang bakal memacu adrenalin. Wahh.. coba deh baca. Selain buat mata melek terus, ada juga loh pelajarannya. Walaupun yang kita tau, setan itu kerjaannya jerumusin manusia terus. Oke, daripada penasaran mendingan kita baca aja ceritanya..
😈  ðŸ˜ˆ 😈
Malam jumat identik dengan hal-hal yang berbau mistis. Begitulah anggapan anak-anak daerah kampung umbul niti. Kabarnya, memang daerah mereka terkenal dengan kejadian mistis. Seperti yang dialami salah satu anak di desa itu, Ipul. Dulu waktu masih bayi, Ipul pernah diculik wewe gombel. Itu yang pernah dikatakan ibunya. Sungguh, sebuah pengalaman yang tak mengenakkan.


wewe gombel nihh..

Waktu itu adzan maghrib telah berkumandang. Tapi, bu Siti, ibunya Ipul masih saja menggendong anaknya di luar rumah. Padahal itu adalah pantangan bagi anak bayi. Karena, waktu maghrib adalah waktu bermain-main bagi setan.

Anaknya terus merengek, namun tak dihiraukan oleh ibunya. Hingga seorang tetangga bilang padanya, “Ehh.. masuk bu. Pamali anak bayi maghrib maghrib diluar. Nanti digondol wewe gombel loh..” katanya mengingatkan.

“Ahh.. gak mungkin lah bu. Setan mana bisa gendong anak. Lah wong barang halus.” Jawab bu Siti.
Begitulah reaksi bu Siti tiap kali diingatkan tetangganya. Memang keluarga bu Siti tak pernah percaya dengan cerita-cerita seperti itu. Baginya, itu hanya mitos yang tak sepatutnya dipercaya.

Hingga pada suatu malam. Saat Ipul ditinggal ibunya pergi masak untuk suaminya. Ipul saat itu sedang tidur pulas di kamarnya. Tak ada rasa curiga di benak bu Siti. Tak seperti biasanya, Ipul tidurnya sangat nyenyak. Biasanya tiap beberapa menit sekali, selalu rewel. Pikirnya, suaminya ada di kamar menjaga Ipul.

Namun, setelah ia selesai masak. Ia mendapati suaminya tengah menonton pertandingan sepak bola di TV. Suasana masih tenang, tanpa rewelan Ipul. Bu Siti heran dan curiga sebenarnya apa yang telah terjadi.

“Loh mas, kok disini? Kirain jagain si Ipul.” Tanyanya.

“Gak kok. Lah wong Ipul gak rewel. Daritadi anteng di kamar.”

“Masa sih mas? Kok aneh ya. Biasanya Ipul itu rewel terus. Coba cek di kamar gih. Aku mau nyiapin makan malam dulu.” Kata bu Siti sambil menuju ke dapur.

Ayahnya Ipul pergi menuju kamar untuk melihat Ipul. Namun, ternyata ia tak menemukan Ipul disana. Dicarinya di setiap kamar, tapi ia tetap tak menemukan Ipul.

“Bu.. Bu.. Ipul dimana? Kok gak ada?” teriak suaminya.

Ia kaget. Spontan ia berteriak karena sepintas melihat keluar jendela, ada sesosok wanita berpakaian putih dan berambut panjang sedang menggendong Ipul.


“Ibuuuu.. Itu Ipul dimaling perempuaaaan!!” teriaknya menggelegar mengagetkan tetangganya.

Bu Siti dan suaminya lari mengejar wanita itu. Warga yang melihatnya, ikut membantu. Namun, wanita itu pergi entah kemana. Dicarinya diseluruh pelosok kampung, namun tetap tak menemukannya.

“Ihh.. Pasti diculik wewe gombel tuh..” Kata salah satu warga menerka-nerka.

Seluruh warga percaya kalau Ipul benar dicuri wewe gombel. Salah seorang diantara warga ada seorang tokoh di kampung itu. Ki Abas adalah seorang paranormal di kampung itu. Ia mengatakan bahwa ada syarat yang harus dilakukan agar anaknya bisa kembali. Syaratnya adalah orang tua Ipul harus mencarinya sendiri dan bicara pada wewe tidak akan menelantarkan Ipul lagi.

Setelah mendengar nasihat dari Ki Abas, bu Siti dan suaminya langsung mendatangi tempat yang diyakini menjadi sarang wewe. Tempat itu ada di pohon tua yang tempatnya tak jauh dari kuburan. Mereka meminta wewe memulangkan anaknya dan berjanji tak akan menelantarkan Ipul lagi.

“Wewe.. wewe.. aku menyesal. Kembalikan anakku. Aku sadar, aku sudah menelantarkannya. Aku sadar, aku harus menyayanginya. Tolong pulangkan anakku. Aku berjanji tak akan mengulangi perbuatan itu lagi.” Tangisan bu Siti membasahi pipinya.

“Baik, sekarang ibu dan bapak pulang ke rumah dan tunggu Ipul di rumah. Urusan ini biar saya yang melanjutkannya. Saya yang akan berdialog dengannya.” Kata Ki Abas meminta bu Siti dan suaminya pulang.

“Baik Ki, terima kasih atas bantuannya..” Kata suaminya dan langsung menuju rumah.

Tangisan bu Siti tak kunjung berhenti walaupun sudah di dalam rumah. Warga yang mendampingi bu Siti pun semakin ramai. Hal ini justru semakin membuat tangisnya semakin menderu-deru.

Namun, tak lama kemudian datanglah Ki Abas beserta warga yang mendampinginya. Ki Abas membawa kabar gembira. Ipul sudah dipulangkan wewe. Katanya, Ipul sudah berada di dalam kamarnya. Sontak, bu Siti dan suaminya langsung pergi ke kamar. Benar. Ipul sudah pulang. Kehadirannya disambut tangisan orang tuanya.

Ki Abas berpesan, agar bagi orang tua selalu menyayangi anak. wewe hanya menegur pada manusia yang menelantarkan anaknya. “sayangilah anakmu. Selalu, selamanya.” Itu pesannya.

Sejak saat itu, Ipul menjadi anak indigo. Ia bisa melihat setan-setan berkeliaran di lingkungannya. Ini yang menjadikannya sebagai petualang setan bersama temn-temannya saat sudah besar. Bagaimana? Penasaran dengan kelanjutannya? Nantikan di malam jumat selanjutnya..


No comments:

Post a Comment