Saturday, April 2, 2016

Apa Fungsi Penciptaan Manusia?


Mungkin masih menjadi pertanyaan dalam benak kita, sebenarnya buat apa sih hidup? Cuma buat senang-senang kumpul bareng teman, terus menghabiskan waktu dengan canda tawa sampai lupa segalanya? Begitu? Tentunya bukan. Kita harus sadar ada banyak tugas dibalik itu semua, tentang apa yang kita lakukan itu.

Setelah segalanya yang saya sadari, tujuan utama penciptaan manusia oleh Allah itu-sekaligus menjadi pedoman hidup-adalah beribadah dan menjadi seorang Khalifah atau penguasa di muka bumi ini. Tentu kita semua sudah tahu, hidup di dunia ini hanya sementara. Kita akan kembali ke kampung akhirat yang kekal disana. Pilihannya ada dua, ya surga ya neraka. Diantara kedua itu yang mana yang akan kita dapat, sesuai dengan perbuatan apa yang kita lakukan saat ini.

Tetapi, ternyata tak hanya kedua itu saja. Logikanya, apa iya orang yang semasa hidupnya hanya sholat, sholat, dan sholat tanpa melakukan apapun-termasuk makan, minum, istirahat-setelah meninggal dunia akan masuk surga? Jawabannya tidak. Karena itu sama saja dengan bunuh diri. Tapi kan ada ibadah yang lain yang amalannya jauh lebih besar? Hey! Tetap tak cukup. Pikirkan kembali, kita menginginkan hal yang tingkat kebahagiaannya luar biasa tapi perjuangan kita sedikit. Cuma ibadah saja. Layak kah?

Oke, sekarang sudah beribadah lalu menjadi seorang khalifah atau pemimpin. Tentunya ada perjuangannya. Karena menjadi seorang pemimpin itu tak mudah. Apalagi dengan dibarengi ibadah yang luar biasa ektrim taatnya. Menjadi orang yang bukan apa-apa saja, untuk beribadah saja sangat sulit. Jawabannya, tetap saja tak cukup. Ingat, tak semua pemimpin itu adil. Bahkan pemimpin yang adil pun bisa saja melakukan kesalahan. Nah, kesalahan sekecil apapun saat menjadi pemimpin pertanggung jawabannya sangat besar. Tak akan cukup jika hanya ditutupi dengan ibadah.

Untuk itu, apa sih tujuan utama dari hidup atau penciptaan manusia? Oke, ada baiknya kita lihat sejarah terlebih dahulu. Allah tidak serta merta menciptakan manusia dengan tanpa pembimbingnya. Bahkan Nabi Adam a.s pun sebelum turun ke bumi, dilatih terebih dahulu di surga. Nabi Ibarahim a.s lahir ditengah masyarakat yang tingkat kemusrikannya sangat tinggi. Nabi Musa a.s saat dewasa harus melawan raja paling dzalim yang dengan sombongnya mengaku dirinya sebagai Tuhan. Nabi Muhammad s.a.w harus lahir ditengah masyarakat yang sangat jahil-bodoh. Sekarang, coba kalian pikirkan apa tujuan Allah mengutus para Rasul itu? Apakah hanya sebagai pemberi contoh saja? Jawabannya tentu bukan.

Lihat Nabi Ibrahim a.s yang dengan cerdasnya, ia tak percaya akan berhala. Justru ia menghancurkan berhala dan dengan cara yang cerdik pula. Ia dipilih menjadi Rasul karena kecerdasannya berpikir, bukan karena takdirnya. Begitupun dengan Nabi Muhammad s.a.w bukan karena takdirnya. Jika emang karena takdirnya, tentu sudah sejak lahir ia menjadi Rasul. Namun kenyataannya tidak, ia menjadi Rasul setelah usianya mencapai 40 tahun. Alasannya pun karena kecerdasannya, akhlaknya yang disebut-sebut sebagai Al-Quran berjalan, dan masih banyak lagi kemuliaan yang lainnya. Bahkan, jika ada manusia yang lebih baik dari dirinya, Allah akan memilih manusia yang lain. Itulah, mereka adalah orang-orang pilihan yang terbaik pada masa itu. Namun ingat, pada masa ini tidak akan ada nabi lagi karena Nabi Muhammad s.a.w adalah nabi penutup dari seluruh nabi, jadi TIDAK AKAN ADA NABI LAGI.

Baik, apa yang bisa kita ambil dari kisah diatas? Bahwasanya pengangkatan Rasul bukan karena takdir tetapi karena perilaku mereka saat itu yang sangat mulia. Lalu, mereka diutus ditengah masyarakat yang buruk perilakunya, moralnya, akhlaknya, dsb. Tugas mereka adalah MENCIPTAKAN MASYARAKAT YANG THOYYIBAH-seimbang. Misalnya saja, Nabi Muhammad s.a.w yang sukses mengubah masyarakat yang sangat jahilliyah menjadi saat ini yang sangat bermoral dan akhlaknya sangat baik. Oleh karena itu, Michael Heart dalam bukunya menyebutkan dari 100 orang paling berpengaruh di dunia menempatkan Nabi Muhammad s.a.w dalam urutan pertama. Karena dalam 23 tahun dengan seorang diri bisa membangun peradaban baru yang tadinya sangat rusak moralnya menjadi saat ini yang kita rasakan, sangat baik akhlaknya.


Sekarang sudah jelas, untuk mengetahui untuk apa kita diciptakan kita bisa merajuk pada para Rasul. Tentunya, mereka sangat rajin dalam beribadah bahkan perintah ibadah pertama turun melalui dirinya tentu kualitasnya pun tak akan ada yang bisa mengalahkannya. Lalu menjadi khalifah, pemimpin umat yang beriman pada Allah. Khalifah tak harus menjadi seorang raja. Tetapi dalam memaknainya adalah pemimpin. Yang mereka lakukan, dengan perintah Allah yaitu menciptakan masyarakat thoyyibah. Merubah citra buruk masyarakat agar menjadi lebih baik lagi.

Oke, itu tadi sedikit gambaran dari penciptaan manusia. Untuk yang mengembangkan masyarakat Thoyyibah akan dibahas kembali agar lebih dalam memahaminya. Sekian terima kasih sudah membaca..

No comments:

Post a Comment