Kamu para pengguna
smartphone pasti sudah tahu tentang aplikasi yang satu ini. Whatsapp adalah
sebuah aplikasi messenger yang sudah tentu kamu instal di
perangkat Android, Windows Phone, iOS, dan Blackberry. Walaupun aplikasi
ini menuai banyak kesuksesan, banyak lho pengguna Whatsapp yang tidak
tahu bagaimana sulitnya perjalanan hidup pendiri WhatsApp tersebut.
Dia harus berjuang keras dalam menghadapi sulitnya hidup
yang dilaluinya, sebelum akhirnya sukses seperti saat ini. Pendiri
WhatsApp itu bernama Jan Koum.
Masa Sulit Kehidupan Jan Koum
Dulu, Jan koum tinggal
bersama ayah dan ibunya di sebuah desa kecil bernama Kiev, Ukraina. Jan Koum
dan ibunya bermigrasi ke negara Amerika Serikat, dengan harapan mereka akan
mendapat kehidupan yang lebih baik di sana. Namun ayahnya tidak ikut
bermigrasi, dia lebih memilih tetap tinggal di kampung halaman mereka.
Jan Koum dan
ibunya beruntung mendapat tempat tinggal di sebuah apartemen kecil dengan
bantuan pemerintah Amerika. Untuk dapat menyambung kehidupan di Amerika, mereka
tidak hanya mengandalkan bantuan pemerintah, Jan Koum bekerja sebagai
tukang sapu disebuah toko dan ibunya menjadi seorang baby sitter. Pekerjaan
tersebut mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka
sehari-hari selama berada di negara adidaya itu.
Masa Perjuangan Sekolah Jan Koum
Setelah pindah ke
Amerika serikat, Jan Koum bersekolah di sana. Diantara teman-teman
sekolahnya, dia adalah murid yang paling miskin. Jan Koum
satu-satunya murid yang tidak memiliki mobil di sekolah. Jadi, dia harus
berangkat ke sekolah pagi sekali agar tidak ketinggalan bis sekolah.
Selain itu, Jan Koum juga mengalami kendala lain selama belajar karena
pada saat itu dia belum mahir bahasa Inggris. Namun, usaha kerasnya dalam
belajar akhirnya berbuah manis, dia bisa lulus dari sekolahnya.
Setelah lulus sekolah,
ia melanjutkan pendidikan di San Jose University dengan mengambil jurusan
komputer dan matematika. Tetapi setelah mengikuti pendidikan ditempat tersebut,
prestasi Koum sangat buruk dan akhirnya Drop Out dari kampus. Jan Koum
merasa lebih enak belajar secara otodidak dan melanjutkan hobinya,
yaitu programming.
Setelah Drop Out,
Jan Koum harus bekerja sebagai pembungkus barang belanjaan di
supermarket untuk menyambung hidup. Dia juga pernah bekerja di toko
elektronik, internet provider, hingga perusahaan audit. Sampai kemudian
pada tahun 1997, Jan Koum bertemu dengan Brian Acton dari Yahoo. Enam bulan
setelahnya, Koum mulai bekerja di Yahoo bersama Brian Acton.
Masa Mendirikan WhatsApp
Koum menghabiskan
waktu selama sembilan tahun bekerja di Yahoo, termasuk Yahoo Shopping.
Dia merasa tidak nyaman dengan banyaknya iklan yang harus diurus dan
bertebaran di mana-mana. Dan pada akhirnya Koum memilih keluar dari Yahoo pada
31 Oktober 2007 silam. Saat itu usia Koum 31 tahun dan telah mengumpulkan uang
untuk memulai bisnisnya sendiri. Dia bertekad bahwa bisnisnya tersebut tak
akan direcoki oleh iklan yang mengganggu. Akhirnya Jan Koum dan Acton
memutuskan untuk berpisah karena perbedaan prinsip. Tetapi walaupun begitu
komunikasi mereka masih tetap terjalin dengan baik.
Pada tahun
2009 Jan Koum membeli sebuah iPhone, dia merasa bahwa aplikasi
AppStore masih banyak kekurangan, dan ini kemudian dijadikan peluang bisnis oleh
Koum. Jan Koum mendapat ide untuk mendirikan sebuah aplikasi
messaging yang bisa juga meng-update status di mana status tersebut
berguna untuk memberikan kabar kepada orang lain. Dari ide tersebut
kemudian muncullah nama WhatsApp.
Sebenarnya aplikasi WhatsApp
tersebut mirip dengan aplikasi BlackBerry messenger. Namun pada saat
itu BlackBerry messanger hanya bisa dimanfaatkan oleh pengguna ponsel
BlackBerry. Berbeda dengan WhatsApp yang bisa diaplikasikan pada semua
jenis smartphone dan contact data WhatsApp berasal dari nomor hp masing-masing
pengguna. Selain itu, Whatsapp menawarkan layanan messenger yang mudah
digunakan dimana pesan akan sampai ke tujuan dengan sangat cepat.
WhatsApp mengalami
pertumbuhan yang sangat cepat. Inilah yang kemudian membuat Facebook tertarik
untuk mengakuisisi perusahaan yang dibesut oleh Jan Koum tersebut. Akhirnya
Whatsapp resmi ‘dipinang’ oleh Facebook dengan harga USD 19 miliar.
Jan Koum yang memiliki 45 persen saham WhatsApp mendadak menjadi orang
kaya dengan kekayaan sekitar USD 6,8 miliar. Uniknya, ternyata Jan Koum
pernah ditolak ketika melamar kerja di Facebook.
Kendati demikian Koum
tidak akan pernah melupakan masa lalunya yang begitu sulit. Dia
sering harus mengantri untuk mendapatkan makanan, bekarja menjadi tukang
sapu, bekerja menjadi pembungkus barang di supermarket, dan pekerjaan serabutan
lainnya. Semua perjuangan Jan Koum akhirnya membuahkan hasil, ia bisa
membuktikan bahwa ia mampu menjadi orang yang sukses, walaupun berasal dari
keluraga yang sangat miskin. Semoga menginspirasi.
Sumber : Maxmanrou Blog

No comments:
Post a Comment